Facebook Gaming

Sunday, March 20, 2011

Metode Penuangan Beton ( Placing )

Untuk mendapatkan hasil beton yang baik maka cara penuangan harus benar yaitu :

  1. Pengecoran harus kontinyu sejak pengecoran dimulai sampai mencapai siar pelaksanaan (sambungan) yang ditetapkan.
  2. Beton harus dituang vertikal dan sedekat mungkin dengan bagian yang dicor. Jika diperlukan meratakan beton, harus dilakukan dengan sekop dan bukan membuat beton mengalir.
  3. Beton tidak boleh dituangkan ke dalam bekisting dengan jarak yang tinggi (maksimum 2 m) karena akan mengakibatkan segregasi. Apabila tinggi lebih dari 2 m, maka harus memakai talang/corong/tremi.
  4. Pengecoran harus dimulai dari sudut-sudut bekisting dan dari level terendah jika permukaannya miring.
  5. Beton harus dituang pada tumpkan beton sebelumnya (overlapping) dan bukan jauh darinya.
  6. Beton harus dicorkan dalam lapisan-lapisan datar, dan tiap lapisan harus dipadatkan sebelum lapisan dibawahnya mengeras. Untuk pengecoran dinding yang panjang sekali, dimana cara lapisan-lapisan horizontal akan menyebabkan terjadinya sambungan dingin (cold joint) pada beton, pengecoran harus dilakukan dengan ketinggian penuh yang akan membuat kemiringan pada permukaan beton.
  7. Beton tidak boleh dicorkan pada saat hujan lebat tanpa penutup diatasnya, karena air hujan akan menurunkn mutu beton.


Untuk menghindari terjadinya segregasi dan bleeding, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penuangan beton.
A.     Hal yang perlu diperhatikan
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
·         Campuran yang akan dituangkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan cetakan akhir untuk mencegah segregasi karena penanganan kembali atau pengaliran adukan.
·         Pembetonan harus dilaksanakan dengan kecepatan penuangan yang diatur sedemikian rupa sehingga campuran beton selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengalir dengan mudah ke dalam rongga di antara tulangan.
·         Campuran beton yang telah mengeras atau yang telah terkotori oleh material asing tidak boleh dituang ke dalam struktur.
·         Campuran beton yang setengah mengeras atau telah mengalami penambahan air tidak boleh dituangkan, kecuali telah disetujui oleh pengawas ahli.
·         Setelah penuangan campuran beton dimulai, pelaksanaan harus dilakukan tanpa henti hingga diselesaikan penuangan suatu panel atau penampang, yang dibentuk oleh batas-batas elemennya atau batas penghentian penuangan yang ditentukan, kecuali diizinkan atau dilarang dalam pelaksanaan siar pelaksanaan (construction joint).
·         Permukaan atas dari acuan yang diangkat secara vertical pada umumnya harus terisi rata dengan campuran beton.
B.     Penuangan Beton dalam Air
Untuk penuangan beton atau pengecoran beton dalam air, dapat ditambahkan sekitar 10% semen untuk menghindari kehilangan pada saat penuangan. Penuangan ini dapat dilakukan dengan alat-alat bantu, yaitu karung (protective sandbag walling),bak khusus, tremi, katup hidro(hydro valve) dan beton pra susun (prepacked concrete). Berikut ini adalah penjelasan untuk masing-masing alat tersebut :
·         Penuangan menggunakan karung dilakukan dengan mengisi karung-karung dengan beton segar, kemudian memasukkannya ke dalam air. Untuk mendapatkan konstruksi yang padat dan massif, karung-karung tersebut dipantek satu dengan yang lainnya. Penuangan dengan cara ini memerlukan bantuan penyelam sehingga biasanya mahal.
·         Pada penuangan beton dengan bak khusus, campuran beton diisikan kedalam sebuah bak. Campuran tersebut akan keluar melalui pintu yang otomatis terbuka sendiri.
·         Penuangan dengan pipa tremi banyak digunakan karena efisien dan efektif. Penuangan dilakukan dengan cara mengisikan campuran beton ke dalam pipa tremi, kemudian mengangkat pipa tremi secara perlahan sampai beton mengalir.
·         Katup hidro terdiri dari pipa nylon diameter 600 mm yang fleksibel untuk menuangkan beton. Ujung bawahnya dilengkapi pelindung kaku berbentuk silinder. Cara pengerjaannya mirip tremi.
·          Penuangan dengan beton pra susun dilakukan dengan menyusun terlebih dahulu agregat kasar yang lebih besar dari 28 mm, kemudian melakukan grouting (grout colodial). Grout dibuat dengan mencampur semen, pasir, dan air laut atau dapat juga ditambah dengan bahan tambah plastisizer pada alat pengaduk khusus.



Friday, March 18, 2011

Metode Pengangkutan Beton ( Transporting )

Pengangkutan Beton

 Beton diangkut dengan berbagai cara, mulai dari kereta dorong penuang ( dumpers ), truk ready-mix, sampai pompa beton.  Sedikitnya ada 3 macam gerakan, yaitu dari pengadukan sampai ke lokasi, dari lokasi ke bagian yang dicor secara vertikal dan horizontal.


Pengangkutan beton dari lokasi pencampuran ke lokasi pengadukan harus sedemikian cepat, sehingga beton tidak kering sehingga mempengaruhi pada saat pelaksanaan pengecorannya ( workabilitas ). Pada saat pengangkutan juga perlu diperhatikan segregasi agar terhindar dari beton yang tak seragam. Pada pelakasanaan proyek Hotel Novotel Bandar Lampung pengangkutan dari lokasi pengaan selang tedukan menggunakan mixer truck, dan dipindahkan ke bucket untuk mencapai daerah yang sulit untuk dijangkau, pada bucket disambung dengang tremie untuk menghindari tinggi jatuh yang berlebihan ( > 1,5 m ) sehingga tidak terjadi segregasi. Menurut SNI - 03 - 2847 - 2002 pengangkutan adukan meliputi :
  1. Beton harus diantarkan dari tempat pencampuran ke lokasi pengecoran dengan cara yang dapat mencegah terjadinya pemisahan ( segresi ) atau hilangnya bahan.
  2. Peralatan pengantar harus mampu menghantarkan beton ke tempat pengecoran tanpa pemisahan bahan dan tanpa sela yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas campuran.
Dari pelaksanaan pengangkutan pada proyek Hotel Novotel Bandar Lampung sudah memenuhi persyaratan yang disebutkan dalam SNI - 03 - 2847 - 2002.

Pengangkutan dikerjakan dengan menggunakan trukmixer dan selama dalam perjalanan, mixer diputar dengan RPM 400. Lama perjalanan dari pabrik ke lokasi pembangungan kurang lebih 20 menit sedangkan adukan beton harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai, jadi untuk lamanya pengangkutan memenuhi ketentuan dari PBI'71. Untuk menghindari panas yang tinggi dan penguapan maka pengangkutan dilaksanakan dilaksanakan pada malam hari.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengankutan beton dari tempat penyiapan adukan ke tempat pengecoran adalah sebagai berikut;

  1. Harus dihindari adanya pemisahan dan kehilangan bahan-bahan. 
  2. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
  3. Adukan beton umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam bila adukan beton digerakkan kontinyu secara mekanis.
  4. Apabila jangka waktu pengangkutan memakan waktu yang panjang, harus dipakai bahan penghambat pengikatan.
  5. Pengangkutan harus diorganisir sedemikian sehingga pengecoran tidak terganggu / berhenti karena keterlambatan pengangkutan / pengiriman beton. 
Cara - Cara Peng angkutan
Berbagai macam cara pengangkutan beton bisa dipakai diantaranya :
  • Grobak satu roda, kereta dorong,
  • Gerobak ( lorries ),
  • Pembawa beton yang digantung dengan rantai dan mempunyai bukaan di bagian bawahnya,
  • Ban berjalan,
  • Pompa adukan beton dan pencor secara pneumatic.
Alat - alat berat yang digunakan dalam pengangkutan beton, antara lain :
  1. Alat Pemroses Material : Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixing plant.