Facebook Gaming

Sunday, April 17, 2011

Metode Perawatan Beton ( Curing )


PERAWATAN BETON (Curing)
Perawatan ini dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan, agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal selama 3 (tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali dilakukan dengan perawatan yang dipercepat (PB,1989:29).
Perawatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan tekan beton yang tinggi tapi juga dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur.
Untuk menjaga agar proses hidrasi beton dapat berlansung dengan sempurna maka di perlukan curing untuk menjaga kelembabannya. Lamanya curing sekitar 7 hari berturut – turut mulai hari kedua setelah pengecoran. Curing dapat dilakukan dengan berbagai macam cara antara lain :
a.      Menyemprotkan dengan lapisan khusus ( semacam Vaseline ) pada permukaan beton.
b.      Membasahi secara terus menerus permukaan beton dengan air. Setelah proses curing, di lakukan pengurugan tanah kembali lapis demi lapis.

a)      Perawatan Yang Dipercepat
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan atmosferik, pemanasan dan pelembaban atau proses lain yang dapat diterima, boleh digunakan untuk mencapai kekuatan tekan dan mengurangi waktu perawatan. Perawatan ini harus mampu menghasilkan kekuatan tekan sesuai dengan rencana, dan prosesnya harus mampu menghasilkan beton yang tegar.
Untuk cuaca yang panas perlu diperhatikan bahan-bahan penyusunnya, cara produksi, penanganan dan pengangkutan, penuangan, perlindungan dan perawatan untuk mencegah suhu beton atau penguapan air yang berlebihan sehingga dapat mengurangi kekuatan tekannya dan mempengaruhi kekuatan struktur.
b)     Macam Perawatan
Perawatan beton ini dapat dilakukan dengan pembahasan atau penguapan (steam) serta dengan menggunakan membran. Pemilihan cara mana yang digunakan semata-mata mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan.
Ø Perawatan Dengan Pembasahan
Pembahasan dilakukan di laboratorium ataupun di lapangan. Pekerjaan perawatan dengan pembahasan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1.      Menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab.
2.      Menaruh beton segar dalam genangan air.
3.      Menaruh beton segar dalam air.
4.      Menyelimuti permukaan beton dengan air.
5.      Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.
6.      Menyirami permukaan beton secara kontinyu.
7.      Melapisi permukaan beton dengan air dengan melakukan compound.
Cara a, b, dan c digunakan untuk contoh uji. Cara d, e, f digunakan untuk beton di lapangan yang permukaanya mendatar, sedangkan cara f dan g digunakan untuk yang permukaanya vertikal. Fungsi utama dari perawatan beton adalah untuk menghindarkan beton dari :
1.      Kehilangan air-semen yang banyak pada saat-saat setting time concrete.
2.      Kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari pertama.
3.      Perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar.
Untuk menanggulangi kehilangan air dalam beton ini dapat dilakukan langkah-langkah perbaikan dengan perawatan. Pelaksanaan Curing Compound, sesuai dengan ASTM C.309, dapat diklasifikasikan menjadi :
1.      Tipe I, Curing Compound tanpa Dye, biasanya terdiri dari paraffin sebagai selaput lilin yang dicampur dengan air.
2.      Tipe I-D, Curing Compound dengan Fugitive Dye (warna akan hilang selama beberapa minggu).
3.      Tipe II, Curing Compound dengan zat berwarna putih.
Di pasaran, kita dapat menjumpai beberapa merek sikament, misalnya Antisol Red (termasuk tipe I-D), Antisol White (termasuk tipe II) dan Antisol E (termasuk Tipe I, Non Pigmented Curing Compound). Curing compound ini selain berguna untuk perawatan pada daerah vertikal juga berguna untuk daerah yang mempunyai temperature yang tinggi, karena bersifat memantulkan cahaya (terutama Tipe I).
Ø Perawatan Dengan Penguapan
Perawatan dengan uap dapat dibagi menjadi dua, yaitu perawatan dengan tekanan rendah dan perawatan dengan tekanan tinggi. Perawatan tekanan rendah berlangsung selama 10-12 jam pada suhu 40°-55°C, sedangkan penguapan dengan suhu tinggi dilaksanakan selama 10-16 jam pada suhu 65°-95°C, dengan suhu akhir 40°-55°C. Sebelum perawatan dengan penguapan dilakukan, beton harus dipertahankan pada suhu 10°-30°C selama beberapa jam.
Perawatan dengan penguapan berguna pada daerah yang mempunyai musim singin. Perawatan ini harus diikuti dengan perawatan dengan pembahasan setelah lebih dari 24 jam, minimal selama umur 7 hari, agar kekuatan tekan dapat tercapai sesuai dengan rencana pada umur 28 hari.
Ø Perawatan Dengan Membran
Membran yang digunakan untuk perawatan merupakan penghalang fisik untuk menghalangi penguapan air. Bahan yang digunakan harus kering dalam waktu 4 jam (sesuai final setting time), dan membentuk selembar film yang kontinyu, melekat dan tidak bergabung, tidak beracun, tidak selip, bebas dari lubang-lubang halus dan tidak membahayakan beton.
Lembaran plastik atau lembaran lain yang kedapa air dapat digunakan dengan sangat efesien. Perawatan dengan menggunakan membran sangat berguna untuk perawatan pada lapisan perkerasan beton (rigid pavement). Cara ini harus dilaksanakan sesegera mungkin setelah waktu pengikatan beton. Perawatan dengan cara ini dapat juga dilakukan setelah atau sebelum perawatan dengan pembahasan.
Ø Perawatan Lainnya
Perawatan pada beton lainnya yang dapat dilakukan adalah perawatan dengan menggunakan sinar infra merah, yaitu dengan melakukan penyinaran selama 2-4 jam pada suhu 90°C. hal tersebut dilakukan untuk mempercepat penguapan air pada beton mutu tinggi. Selain itu ada pula perawatan hidrotermal (dengan memanaskan cetakan untuk beton-beton pra-cetak selama 4 jam pada suhu 65°C) dan perawatan dengan karbonisasi.
            Proses curing (perawatan) pada beton memainkan peran penting pada pengembangan kekuatan dan daya tahan beton , proses curing dilaksanakan segera setelah proses pencetakan selesai. Proses curing ini meliputi  pemeliharaan kelembaban dan kondisi suhu, baik dalam beton maupun di permukaan beton dalam periode waktu tertentu . Proses curing  pada beton bertujuan  memberikan  kelembaban yang cukup pada proses  hidrasi lanjutan dan pengembangan kekuatan, stabilitas volume, ketahanan terhadap pembekuan dan pencairan serta  abrasi .
Lamanya proses curing tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut : 
  1. Jenis semen yang digunakan
  2. Proporsi dari campuran
  3. Ukuran dan bentuk daripada beton
  4. Kondisi cuaca disekitarnya
  5. Kondisi cuaca setelahnya
        Beton di tanah (misalnya trotoar,  tempat parkir, jalanan, lantai, pelapis saluran) dan beton struktur (misalnya deck jembatan, dermaga, kolom, balok, lempengan) membutuhkan waktu curing minimal  tujuh hari dengan suhu sekitar 5 ° C  diatas suhu sekitarnya.
Institut Beton Amerika (American Concrete Institute-ACI) merekomendasikan jangka waktu minimum curing, proses curing dilakukan minimum hingga mencapai kekuatan 70 % dari kekuatan yang direncanakan.
70 % kekuatan dapat dicapai dengan cepat apabila curing dilakukan pada temperatur yang tinggi dan atau dengan penggunaan bahan kimia tambahan yang digunakan untuk mempercepat perkembangan kuat tekan.
Komite Institut Beton Amerika merekomendasikan waktu minimum curing sbb :
  1. ASTM C 150 semen tipe I,  waktu minimum curing 7 hari
  2. ASTM C 150 semen tipe II, waktu minimum curing 10 hari
  3. ASTM C 150 semen tipe III, waktu minimum curing 3 hari
  4. ASTM C 150 semen tipe IV atau V minimum curing 14 hari
  5. ASTM C 595, C 845, C 1157 waktu curing bervariasi

       Temperatur curing yang tinggi dapat membantu perkembangan kuatan tekan awal beton  tetapi dapat menurunkan kekuatan pada umur 28 hari.

·         Jumlah air di dalam beton cair sebetulnya sudah lebih dari cukup (sekitar 12 liter per ak semen) untuk mnyelesaikan reaksi hidrasi.
·         Namun sebagian air hilang karena menguap sehingga hidrasi selanjutnya terganggu.
·         Karena hidrasi relatif cepat pd hari-hari pertama, perawatan yg ling penting adalah pada umur mudanya.
·         Kehilangan air yg cepat  juga menyebabkan beton menyusut, terjadi tegangan tarik pada beton yg sedang mengering sehingga dpt menimbulkan retak.
·         Beton dirawat sebanyak 7 hri akan lebih kuat sekitar 50% daripada beton tidak dirawat.


10 comments:

  1. wah,, thx nie bro..
    bs dipake buat referensi tugas..
    terus update ya..

    klo dpt SNI 2010, bagi2 sumber ya.. hhe

    ReplyDelete
  2. @Anonymous :
    okay bro, thanks jg sudah mampir diblog saya..
    kebetulan ni ada, cuman belum saya postingin diblog..
    hehe..
    ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. mas bayu, saya mau tanya saya bekerja di pabrik produksi bahan bangunan (beton) yang bentuknya lembaran, tapi setelah beberapa bulan hasil produksinya banyak yang retak-retak. gimana cara mengatasinya?

      Delete
  3. kalo sudah pake integral waterproofing, apa perlu dilakukan curing beton lagi..

    ReplyDelete
  4. Menjaga kondisi beton agar selalu lembab di hari hari pertama sangat penting.

    Buat yang butuh jasa service genset kami melayani service genset panggilan untuk wilayah Jabotabek & seluruh kota di Indonesia hubungi Dwi Asmarawardana 0852-1699-5545

    ReplyDelete
  5. Beton anda bermasalah?
    Hubungi AHLI nya, kami siap menyelesaikan masalah konstruksi beton anda. Kunjungi website kami https://ahp-kimiakonstruksi.com

    PT. AIR HIDUP PERFORMINDO

    ReplyDelete
  6. Mas ini drmana sumber tertulisnya ya..boleh tau gk

    ReplyDelete
  7. Mas bayu utk semen tipe V Dilakukan curing coumpound dilakukan setelah beton mencapai final setting, dan kapan dilakukan apa memang harus langsung setelah pouring concrete mohon masukan

    ReplyDelete
  8. Mas bayu utk semen tipe V Dilakukan curing coumpound dilakukan setelah beton mencapai final setting, dan kapan dilakukan apa memang harus langsung setelah pouring concrete mohon masukan

    ReplyDelete