Pendahuluan
Pencampuran bahan – bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu komposisi yang solid dari bahan – bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran beton. Agar tetap terjaga konsistensi rancangannya, tahapan lebih lanjut dalam pengolahan beton perlu diperhatikan. Tahapan pelaksanaan di lapangan meliputi :
- Persiapan
- Penakaran
- Pengadukan ( mixing )
- Penuangan atau Pengecoran ( Placing )
- Pemadatan ( Vibrating )
- Penyelesaian Akhir ( Finishing )
- Perawatan ( Curing )
Pemadatan
Pemadatan dilakukan segera setelah beton dituang. Kebutuhan akan alat pemadat disesuaikan dengan kapasitas pengecoran dan tingkat kesulitan pengerjaan. Pemadatan dilakukan sebelum terjadinya setting time pada beton.
Untuk menghilangkan udara yang terdapat antara dinding dan spesi beton juga di dalam campuran beton itu sendiri dilakukan pemadatan. Karena kalau tidak dilakukan maka udara akan membentuk ruang kosong dalam beton. Ruang kosong itu sangat merugikan bagi kualitas beton, selain kekuatannya berkurang hasil cornya akan buruk dan berongga.
Metode pemadatan yang dilakukan adalah dengan tangan dan jarum penggetar. Metode pemadatan dengan tangan yaitu dengan cara menusuk-nusuk dengan sepotong kayu atau batang lain. Sedangkan metoda dengan jarum getar yaitu pemadatan dengan menggunakan alat mekanis yang disebut jarum penggetar atau vibrator. Para pekerja yang melakukan pekerjaan ini dibekali cara-cara praktis untuk mengetahui cukup tidaknya pemadatan. Pengambilan keputusan apakah telah atau belum cukup pemadatan yang dilakukan ialah dengan menggunakan indera penglihatan dan pendengaran. Untuk indera penglihatan dapat dilihat keluarnya gelembung-gelembung udara yang besar kemudian disertai gelembung-gelembung yang kecil. Juga dapat dilihat pada permukaan beton akan mulai bersinar akibat cukupnya air akibat bleeding.
Pada indera pendengaran digunakan untuk memeriksa frekuensi dari alat penggetar. Alat penggetar yang berada di luar beton akan mengeluarkan suara yang nyaring berfrekuensi tinggi, tetapi begitu dimasukkan dalam campuran beton maka suaranya menjadi rendah dan frekuensinya rendah pula, kemudian lambat laun suaranya akan meninggi dan mencapai frekuensi yang konstan, bila hal ini terjadi maka pemadatan sudah cukup.
Pemadatan dilakukan segera setelah beton dituang. Kebutuhan akan alat pemadat disesuaikan dengan kapasitas pengecoran dan tingkat kesulitan pengerjaan. Pemadatan dilakukan sebelum terjadinya initial setting time pada beton. Dalam praktik di lapangan, pengindikasian initial setting time dilakukan dengan cara menusuk beton tersebut sedalam 10 cm. Jika masih dapat ditusuk sedalam 10 cm, berarti initial setting belum tercapai.
Pemadatan dimaksudkan untuk menghilangkan rongga-rongga udara yang terdapat dalam beton segar. Pada pengerjaan beton dengan kapasitas kecil, alat pemadat dapat berupa kayu atau besi tulangan. Sedangkan adapun alat yang sering digunakan pada pengerjaan dengan volume besar yaitu vibrator atau alat getar.
Pada pengerjaan beton dengan kapasitas kecil, alat pemadat dapat berupa kayu atau besi tulangan. Untuk pengecoran dengan kapasitas lebih besar dari 10 m³, alat pemadat mesin harus digunakan. Alat pemadat ini lebih dikenal dengan nama vibrator atau alat getar. Pemadatan dilakukan dengan penggetaran. Campuran beton akan mengalir dan memadat karena rongga-rongga akan terisi dengan butir-butir yang lebih halus. Alat getar ini dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Alat getar intern (internal vibrator), yaitu alat getar yang berupa tongkat dan digerakan dengan mesin. Untuk menggunakannya, tongkat dimasukkan ke dalam beton pada waktu tertentu, tanpa harus menyebabkan bleeding.
2. Alat getar cetakan (external vibrator or form vibrator), yaitu alat getar yang mengetarkan form work sehingga betonnya bergetar dan memadat.
Ada beberapa pedoman yang digunakan dalam proses pemadatan, antara lain:
a. Pada jarak yang berdekatan/pendek, pemadatan dengan alat getar dilaksanakan dalam waktu yang pendek.
b. Pemadatan dilaksanakan secara vertikal dan jatuh dengan beratnya sendiri.
c. Tidak menyebabkan bleeding.
d. Pemadatan merata.
e. Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan bekisting.
f. Alat getar tidak berfungsi untuk mengalirkan, mengangkut atau memindahkan beton.
Pemadatan yang tidak baik akan menyebabkan menurunnya kekuatan beton, karena tidak terjadinya pencampuran bahan yang homogeny. Pemadatan yang berlebih pun akan menyebabkan terjadinya bleeding. Pemadatan harus dilakukan sesuai dengan syarat mtu. Hal ini yang dapat dilakukan adalah melihat manual pemadat yang digunakan sehingga pemadatan pada campuran beton dapat dilakukan secara efisien dan efektif.
Penyelesaian Akhir (Finishing)
Pekerjaan akhir ini dimaksudkan untuk mendapatkan sebuah permukaan beton yang rata dan mulus. Pekerjaan ini biasanya dilakukan pada saat beton belum mencapai final setting, karena pada masa ini beton masih dapat dibentuk. Alat yang digunakan biasanya ruskam, jidar dan alat-alat perata lainnya.
Perawatan Beton (Curing)
Perawatan ini dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton telah mengeras. Perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal selama 3 (tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab, kecuali dilakukan dengan perawatan yang dipercepat.
Makasih yang Mas.. sudah mau sharing Tulisannya.
ReplyDeletesalam kenal yah.
Kunjungi juga Blog saya yah..
iya mas, sama2..
Deleteterima kasih juga sudah mengunjungi blog saya..
salam kenal juga..
thx infonya. bagus bagus ^^
ReplyDeleteMesin vibrator memang sangat berguna sekali untuk keperluan dalam pengerjaan proyek. selain Harga Sewa Vibrator Beton yang murah, juga bermanfaat bikin beton semakin lbh kuat. terimaksih atas informasinya pak.
ReplyDelete